Saturday, April 19, 2008

Tradisi Malam Dana-Dana di Kota Kupang

Kenangan 5 April 2008-Kupang NTT

Malam dana-dana atau dana pacar ini merupakan salah satu budaya bernuansa islami yang aku temui di Kota Kupang.
Budaya yang dilakukan pada malam menjelang acara pernikahan.
Dimana calon pengantin pria bertandang ke rumah calon pengantin perempuan.
Tradisi ini sudah berlangsung turun temurun.

Tanggal 5 April 2008 aku mendapat kesempatan untuk melihat acara ini. Diundang oleh Pak Nur Sidin yang rumahnya berseberangan dengan kantor. Aku jadi ingat dengan Pak Tino Sidin yang pandai menggambar dulu tampil di TVRI saat aku masih duduk di sekolah dasar. Ya Pak Nur Sidin ini masih satu keluarga.

Malam dana-dana ini begitu meriah, diawali dengan nyanyian dan tarian diiringi dengan rebana dan petikan alat musik gambus. Kelompok ini terdiri dari lelaki, namun tarian dan musik menarik hati untuk ikut menghentakkan kaki.
Setelah beberapa lagu, calon pengantin pria pun diminta maju untuk ikut menari. Ternyata calon pengantin pria ini berasal dari pulau Jawa, kalau tidak salah kota Kudus. Dan dia juga baru tahu tradisi ini.

Ada yang menarik dalam acara ini, yaitu saat calon pengantin pria diminta maju dan
duduk ditengah-tengah arena yang diberi alas karpet/permadani indah.
Kemudian secara bergiliran anggota keluarga calon penganti perempuan maju dan menorehkan tinta pacar(cat kuku) di kaki calon pengantin pria. Dan terserah mau digambar apa, semakin banyak, semakin seru demikian kata pembawa acara. Ya sepertinya ini malam perploncoan bagi calon pengantin pria ini.

Nah puncak dari acara ini adalah yang dinamakan Hamdolo. Apa itu?
Hamdolo ini kelanjutan dari dana pacar yang baru saja dilakukan. Calon pengantin pria masih duduk di tengah karpet dan anggota keluarga calon pengantin perempuan beserta penari
mulai berdiri dan menari mengelilinginya. Semakin lama semakin cepat sambil sesekali ada yang 'mengerjai' calon pengantin pria.

Puncaknya saat tiba-tiba karpet yang diduduki calon pengantin pria diangkat oleh semua yang mengelilingi tadi. Penonton pun bersorak dan pasti hal ini tidak diduga oleh calon pengantin pria.
Tiga kali dia diangkat, karena badan yang lumayan besar hampir terjatuh juga,
dan masih dengan muka yang merah padam, bingung, mungkin memikirkan apa yang terjadi? Dia ikut menari diiringi alunan gambus dan rebana. Dan acarapun berakhir, keluarga calon pengantin pria pun pulang mempersiapkan acara esok hari.

Tambah satu lagi pengalaman di bumi Nusa Tenggara Timur ini.

No comments: