Friday, August 4, 2017

Indahnya "BreakFast"

Alarm otakku tiba-tiba membangunkan diri ini dari lelap sesaat setelah tertidur "jam 2 ..an" dinihari tadi. Rentetan urutan waktu dalam satuan menit dan detik secara refleks terbayang di dalam ruang memory dan processor otak ini.

Ya.. terus terang kata dalam hati masih ingin menikmati hangat peluknya selimut tebal nan lembut ini. Ku-stempel angka 07.45 pagi ini ke dalam processor diri sebagai target selesainya bahan paparan tercetak dalam kondisi dijilid rapi dan harus kuserahkan kepada manager kantor diruangan rapat hotel R di sekitar jalan pecenongan. 

33 menit kuhabiskan untuk persiapan diri dan "breakfast" yang memang benar-benar "fast": 7 menit, sampai waktu menunjukkan pukul 06.31 yang memacu kaki ini bergegas 
melangkah menyusuri jalan yang ditunjukkan googlemaps, yaitu tempat fotokopi-an yang kucari 3 menit sebelum keluar dari pintu sebuah hotel L dibilangan pecenongan. 

Setelah sampai dititik yg ditunjukkan... ternyata hanya sebuah bangunan kosong. Mengikuti kata hati, pelan tanpa bayangan (sebaiknya diartikan "belum tahu pasti harus ke 'fotokopian' mana?) kulanjutkan langkah menyusuri jl. Pecenongan ke arah jl. Ir. H Juanda. Sambil indera penglihatan melakukan komunikasi online dengan sang otak men-surveillance dalam usaha menemukenali keberadaan 'fotokopian'. 

Kuturuti kaki ini saat dia mengajakku untuk menyeberang jalan. Jam tanganku sudah menunjukkan angka 06.46 tepat 1 menit dari diri ini menyeberang jalan, saat indera ini menemukenali tulisan Fotokopi Buka 08.00-16.00 yang tertempel dibalik jeruji pagar besi yang menutupi pintu sebuah toko. Padahal bahan paparan belum di-print sama sekali. Ya, bahan harus dicetak dan dijilid sebanyak jumlah manajer cabang dan tentunya sang general manajer. 

Setelah menimbang detik dan menit yang masih tersisa dari 'stempel target' akhirnya lembar demi lembar bahan paparan tercetak dengan mulus keluar dari mesin printer yang berada di ruangan meeting hotel R dibilangan pecenongan tentunya setelah 12 menit berbalik arah untuk membakar kalori dan menyusuri trotoar serta tepian jalan pecenongan untuk sampai di ruangan yang mendinginkan basahnya badan ini.

Enam bendel paparan akhirnya kubawa melangkah keluar dari hotel R saat jam menampilkan angka 07.23 tentu saja menuju tempat 'fotokopian' Naga Mas yang kuharapkan sudah buka. 15 menit berjalan mengawali kegalauan hati pastinya karena sang empunya pemilik kunci pintu berteralis adalah orang yang disiplin waktu.

Penantian dalam diam tergoyahkan... saat dering henpon berbunyi dan terdengar suara manager merangkai kata menanyakan posisi diri, dengan bonus penambahan konten paparan. Gejolak dalam diri berputar bak kepakan sayap kupu-kupu yang mampu menyebabkan tornado.. yang tentunya mengutip bahasa gaulnya 'the butterfly effect theory'.

Saat diri dipermainkan oleh rasa dan emosi jiwa saat angka 08.00 diukir oleh sang manager sebagai tenggat waktu mendaratnya bahan paparan di atas deretan meja di ruang rapat hotel R. Rasa dalam jiwa ketika kuasa waktu dan keputusan tidak lagi ditangan kita, saat pintu berteralis besi menunggu dibuka sang empunya kunci yang sedang menjelajah luasnya ruang dan waktu.
2 menit menjelang pukul 08.00, bunyi putaran anak kunci dan bunyi pintu besi bergerak merapat, pasrah saat tangan sang empunya 'fotokopian' mendorong pelan... membuyarkan sejuknya kepakan sayap kupu-kupu yang masih terasa dalam angan. Memacu tangan dan otak bekerja cepat ibarat jaringan 4G-nya operator S, menambahkan konten kedalam paparan seperti yang diminta sang manajer.
Dalam hitungan menit akhirnya lembar demi lembar tercetak kembali dan menanti untuk segera di 'jilid spiral' tepat saat suara supervisor di henpon menanyakan, 5W 1 H-nya perubahan konten yang diinginkan sang manajer dan memerintahkan supaya segera diselesaikan karena sudah ditunggu oleh peserta rapat.

Sudut mata menangkap angka 08.12 di layar henpon, menambah kegalauan dan bakaran kalori tubuh ini. "Sudah ditunggu bosnya ya? Rapat di mana mas?" tiba-tiba suara yang lembut dan menenangkan melewati indera pendengarku. "Iya pak, rapatnya akan segera dimulai, ..... di hotel R" sambil kubayangkan trotoar yang dihiasi oleh mobil maupun sepeda motor yang terparkir dengan rapi, yang akan menambah angka menit di jam tanganku saat senyum pahit sang manajer menampar muka ini.

Namun apa dayaku karena bukan diri ini yang melakukan penjilidan spiralnya. Butiran keringat yang menetes turut menjadi saksi saat setumpuk paparan yang terjilid rapi masuk ke dalam tas punggung dan segera ku ajak beranjak dari nyamannya kursi tunggu fotokopian yang menemaniku sampai angka 08.22 dilayar jam tangan ini.

"Mari saya antar ke hotel R mas" rangkaian kata dari Pemilik Fotokopi-an Naga Mas sambil berdiri dan langsung menuju kendaraan yang terparkir ditepi jalan didepan 'fotokopian' dan langsung dinyalakan mesinnya, serta langsung memintaku untuk naik. ... kalimat yang tidak pernah kubayangkan ataupun terlintas ternyata keluar dari seorang Bos. "Terima kasih pak... terima kasih" getaran suaraku tercampur rasa haru, rasa syukur yang luar biasa diiringi "...dulu saya juga pernah mengalami juga mas", " meskipun hotel R lumayan dekat tapi pasti akan membutuhkan energi yang luar biasa, saat diri kita terburu-buru, pasti akan sampai dengan kondisi yang luar biasa mas" kalimat yang membuat diri ini semakin tidak bisa merangkai untaian kata syukur selain "Terima Kasih" dan doa dalam hati ini 'semoga Bapak Bos yang baik ini selalu diberikan berkah oleh Yang Maha Kuasa dan Maha Pemberi'.

Angka menit hanya bertambah 2 menit saat aku turun dari kendaraan bapak bos fotokopian, kujabat tangannya dan sekali lagi 'terima kasih' terucap dari mulut ini meski kurasa belum setimpal dengan kebaikan dan ketulusan hatinya. Untaian slide demi slide... timeline perjalanan pagi ini berputar dalam angan seiring langkah kak setengah berlari melewati jalan berundak, melewati pemeriksaan security serta berlanjut meniti tangga eskalator yang kurasa berjalan pelan ke ruang rapat Hotel R ini dan langsung kuserahkan bahan paparan kepada manajerku. '08.30 nanti general manajer baru akan tiba diruangan' sayup kudengar suara asisten manajerku menjawab pertanyaan seorang manajer penjualan.

Sebuah kenangan terindah yang kumiliki, dibantu seorang bapak bos pemilik fotokopian Naga Mas yang sungguh luar biasa terlukis indah dalam hati sebagai sebuah rejeki, ya, ternyata rejeki, keberuntungan ...kadang tidak selalu berwujud dan dinilai dengan uang.

Kembali kepada diri dan kebijakan hati yang mampu menentukan.

*)tulisan ini ditulis dari kisah nyata dan sudah disesuaikan kembali setelah beberapa waktu lalu #30sept2017 sempat melewati depan fotokopi-an dan menemukenali nama dari toko tersebut.


2 comments:

Murmur said...

Halo Mas Agus... apa kabar? :)

Masih banyak orang baik dan perduli di luar sana :D
Sehat dan sukses slalu Mas Agus

Cara Merawat Pohon Jeruk agar Cepat Berbuah said...

tulisannya selalu bikin saya lupa waktu