Friday, July 3, 2015

Harga Yang Dibayar

"Often people who criticize your life are usually the same people that don't know the price you paid to get where you are TODAY"

Tulisan pada profile picture yang dipasang pada aplikasi whatsapp milik teman yang pernah bertemu di Groningen, Belanda ini sempat menggelitik tangan ini untuk menulis kembali. Ya, seringkali aku merasa "paling mengetahui kehidupan"  teman, saudara, rekan kerja bahkan orang lain dan berhak untuk "memasuki" wilayah kehidupan pribadi mereka.

Sadar atau tak sadar, ini terjadi  karena diriku, mungkin merasa menjadi "center of the world"atau bahkan ingin menjadi "pahlawan kesiangan" dan "memberikan" kewenangan serta kebebasan yang menjadikanku "boleh" untuk mencampuri kehidupan orang lain.

Namun ternyata aku hanya mengetahui sebagian kecil bagian kehidupan seseorang, yaitu kehidupannya yang sekarang, keadaan dimana merupakan kondisi akhir disaat diriku sudah mengenalnya. 
Bukan, sejarah kehidupan yang selalu ku ikuti dan ku rasakan dari semenjak rekaman kenangan dan kehidupan mulai mengisi ingatan dan waktu mereka. 

Kenangan betapa indahnya saat melihat samar cahaya kehidupan serta saat harus menembus kerasnya persaingan untuk memenangkan pertandingan dalam sejarah berulang hidup ini. 

Goresan ingatan akan indahnya rasa yang hanya bisa dirasakan hatinya. Berapa banyak pengorbanan yang aku tak pernah ikut merasakan seperti yang mereka rasakan. Yang akhirnya menjadikan mereka dalam kondisi yang kukenal saat ini.

Masihkah? aku berhak untuk menjadi pahlawan kesiangan yang sok tahu dan dengan mudahnya masuk dalam ranah kehidupan pribadi mereka? saat ku tak pernah tahu, berapa harga yang harus dibayar untuk mencapai kehidupannya sekarang. 

Maukah? kehidupan kita diintervensi oleh orang yang tak pernah tahu bagaimana kita sudah menjalani kehidupan ini.

Tapi, apakah kemudian harus menjadikanku menjadi pribadi yang tak peduli pada orang lain?

.. hanya bisikan hati yang sedikit ragu untuk menjawab pilihan yang ada.


No comments: