Friday, July 10, 2015

Budaya Te Ha Er


Waktu semakin mendekati hari "Lebaran", adalah masa-masa yang kunantikan, karena menyambut "Lebaran" identik dengan "akan" diberikannya tunjangan hari raya  alias THR. 
Meskipun seringkali penuh misteri dalam setiap detiknya, antara "ada dan tiada", aku tetap berharap kalau memang "rejeki tak akan kemana".

Aku sendiri tidak tahu sejak kapan "budaya" pemberian "THR" dimulai, namun bagi perusahaan sendiri, "budaya" ini merupakan pengeluaran ekstra yang harus disiapkan setiap tahunnya. Bayangkan saja jika setiap hari raya kebesaran agama, perusahaan harus memberikan "THR", berapa besar uang yang harus disiapkan. Namun untungnya, saat ini  "THR" lebih dimaknai akan diberikan pada saat menyambut Hari Idul Fitri. 

Bagi pemberi "THR" mungkin setengah mati mencari tambahan uang karena "budaya" ini biasanya tidak dimasukkan kedalam anggaran pengeluaran rutin. 
Bagi aku yang menerima, biasanya tidak peduli uangnya darimana, yang penting ada pembagian "THR".
Setelah kupikir-pikir, "budaya" ini adalah semacam bentuk penghargaan tambahan yang diberikan oleh perusahaan atas kerja kerasku. Kalau boleh kusebut " budaya terima kasih" yang dipelihara, meskipun sebenarnya "tidak wajibkan" mengucapkan terima kasih?

Nah, penghargaan tambahan tentu saja "harusnya" diberikan kepada mereka yang telah bekerja dengan "luar biasa" memberikan kontribusi kepada perusahaan. 

Bagi aku yang bekerja biasa-biasa saja, apakah juga berhak mendapatkannya? atau cukup ucapan "terima kasih"saja atas perjuangan dalam menyelesaikan pekerjaan demi kemajuan dan kemakmuran seluruh elemen perusahaan. Rasa keadilan kadang diuji untuk bisa menjawab hal ini. 
Sebuah kalimat sederhana, "dirimu itu seperti matahari yang bersinar terang di balik awan gelap", membuatku tergelitik menulis tentang "budaya terima kasih" ini.

Akhirnya, jika nanti "THR" yang diterima oleh karyawan yang telah bekerja "luar biasa" ternyata "lebih kecil" nilainya dibanding mereka yang bekerja biasa-biasa saja. Apakah aku akan menjadi karyawan yang bekerja luar biasa atau cukup biasa-biasa saja?




No comments: